JURNALIS MENDORONG PARA
SANTRI UNTUK MENYAMPAIKAN BERITA FAKTA
Keberadaan sosial media
yang berkembang bisa memaparkan suatu kegiatan dan bahkan isi hati
seseorang secara bebas. Kebebasan itu bisa melanggar ketentuan yang ada,
contohnya menyebarkan berita yang tidak benar.
Seorang jurnalis harus
punya data dan informasi yang akurat. Jika pendapat seseorang, maka harus orang
(sumber) yang dapat dipertanggungjawabkan. Seseorang yang dikatakan narasumber
yaitu Orang yang terlibat langsung dalam kegiatan atau peristiwa itu, orang
yang menguasai, ahli pakar pada bidang yang sedang gali data dan informasi,
narasumber bisa lebih dari 1 orang dengan alasan agar para jurnalis mendapatkan
sumber-sumber yang memiliki informasi, data, dan pendapat yang sedikit berbeda
atau berbeda sama sekali.
Seorang jurnalis harus
netral, dan tidak memihak suatu pendapat. Imajinasi, praduga, perkiraan dan
pendapat jurnalis tidak boleh disampaikan pada produk jurnalis tertentu.
Jurnalis harus bisa
menggali data dan informasi. Menggali data dan informasi bisa dengan cara
pengamatan, survey, dan juga wawancara. Jurnalis menemui beberapa narasumber yang berkompeten
dan mengajukan sejumlah pertanyaan seputar topik tertentu.
Ketika seorang mengamati
maka catat setiap hal menarik dan unik. Yang dicatat adalah hal-hal yang kasat
mata. Contohnya : orang tertawa(tertawa,lucu,mengejek).
Survey memiliki beberapa
teknik diantaranya; bertanya ke beberapa orang dengan pertanyaan sama atau menggunakan
kuesioner. Hasil yang diharapkan adalah “mengukur kecenderungan kelompok” kata
Tjut Zakiyah Anshari. Perlu dipertimbangkan kesungguhan orang yang disurvey
dalam menjawab pertanyaan atau kueioner, ada yang dinamakan “tingkat
penyimpangan” ujar Tjut Zakiyah Anshari.
Wawancara memiliki
beberapa tahapan. Menentukan orang yang akan diwawancara (narasumber). Tentukan
lebih dari 1 dan mewakili semua untuk dalam peristiwa, acara, kegiatan
tersebut. Misalnya; pembicara, peserta aktif, peserta pasif (ada laki-laki ada
perempuan).
Siapkan sejumlah
pertanyaan dasar, temui narasumber, perkenalkan diri, minta ijin dan kesediaan
untuk diwawancarai. Mintalah ijin untuk merekam wawancara dan mengambil foto
nara sumber. Lakukan wawancara setelah mendapatkan ijin wawancara dan merekam
hasil wawancara.
Perhatikan jawaban
narasumber, jika mendengarkan pernyataan yang ‘menarik’ dan ingin jurnalis ketahui lebih dalam , ajukan
pertanyaan meski pertanyaan tersebut tidak disiapkan sebelumnya (pertanyaan
spontan). Ucapkan trimakasih setelah wawancara selesai.
Seorang jurnalis tidak selalu
berjalan dengan baik. Ada banyak kendala yang dialami jurnalis, ketika ingin mewawancarai, antara lain malu, narasumber
tidak mau untuk diwawancarai, dan tak ada waktu. Namun, disetiap masalah pasti
ada jalan keluarnya.