Senin, 05 Maret 2018

apa itu jurnalis?


JURNALIS MENDORONG PARA SANTRI UNTUK MENYAMPAIKAN BERITA FAKTA

Keberadaan sosial media yang berkembang  bisa  memaparkan suatu kegiatan dan bahkan isi hati seseorang secara bebas. Kebebasan itu bisa melanggar ketentuan yang ada, contohnya menyebarkan berita yang tidak benar.

Seorang jurnalis harus punya data dan informasi yang akurat. Jika pendapat seseorang, maka harus orang (sumber) yang dapat dipertanggungjawabkan. Seseorang yang dikatakan narasumber yaitu Orang yang terlibat langsung dalam kegiatan atau peristiwa itu, orang yang menguasai, ahli pakar pada bidang yang sedang gali data dan informasi, narasumber bisa lebih dari 1 orang dengan alasan agar para jurnalis mendapatkan sumber-sumber yang memiliki informasi, data, dan pendapat yang sedikit berbeda atau berbeda sama sekali.

Seorang jurnalis harus netral, dan tidak memihak suatu pendapat. Imajinasi, praduga, perkiraan dan pendapat jurnalis tidak boleh disampaikan pada produk jurnalis tertentu.

Jurnalis harus bisa menggali data dan informasi. Menggali data dan informasi bisa dengan cara pengamatan, survey, dan juga wawancara. Jurnalis  menemui beberapa narasumber yang berkompeten dan mengajukan sejumlah pertanyaan seputar topik tertentu.

Ketika seorang mengamati maka catat setiap hal menarik dan unik. Yang dicatat adalah hal-hal yang kasat mata. Contohnya : orang tertawa(tertawa,lucu,mengejek).

Survey memiliki beberapa teknik diantaranya; bertanya ke beberapa orang dengan pertanyaan sama atau menggunakan kuesioner. Hasil yang diharapkan adalah “mengukur kecenderungan kelompok” kata Tjut Zakiyah Anshari. Perlu dipertimbangkan kesungguhan orang yang disurvey dalam menjawab pertanyaan atau kueioner, ada yang dinamakan “tingkat penyimpangan” ujar Tjut Zakiyah Anshari.

Wawancara memiliki beberapa tahapan. Menentukan orang yang akan diwawancara (narasumber). Tentukan lebih dari 1 dan mewakili semua untuk dalam peristiwa, acara, kegiatan tersebut. Misalnya; pembicara, peserta aktif, peserta pasif (ada laki-laki ada perempuan).

Siapkan sejumlah pertanyaan dasar, temui narasumber, perkenalkan diri, minta ijin dan kesediaan untuk diwawancarai. Mintalah ijin untuk merekam wawancara dan mengambil foto nara sumber. Lakukan wawancara setelah mendapatkan ijin wawancara dan merekam hasil wawancara.
Perhatikan jawaban narasumber, jika mendengarkan pernyataan yang ‘menarik’ dan  ingin jurnalis ketahui lebih dalam , ajukan pertanyaan meski pertanyaan tersebut tidak disiapkan sebelumnya (pertanyaan spontan). Ucapkan trimakasih setelah wawancara selesai.

Seorang jurnalis tidak selalu berjalan dengan baik. Ada banyak kendala yang dialami jurnalis, ketika ingin mewawancarai, antara lain malu, narasumber tidak mau untuk diwawancarai, dan tak ada waktu. Namun, disetiap masalah pasti ada jalan keluarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar